Sunday, December 04, 2016

Yamaha Membersamai Kehidupan Kita

Yamaha bebek, siapa yang tak mengenalnya. Menjadi sahabat siapapun, baik kalangan muda maupun generasi yang sudah sepuh atau tua. Menuliskan kalimat pembuka ini, memori melayang dan memutar kembali pada kenangan sekian puluh tahun silam, pada dekade tujuh puluhan, delapan puluhan, hingga sembilan puluhan. Saya terlahir pada dekade awal delapan puluhan, saat itu pamor atau sebutan Yamaha bebek sudah sangat melekat dalam benak masyarakat Indonesia. Begitu saya merangkai kalimat ini, langsung googling untuk membaca kembali betapa ngehits nya Yamaha sejak dulu.


Saya sendiri lupa persis, Yamaha tipe apa yang dimiliki bapak belasan tahun lamanya. Pastinya orang familiar dengan sebutan Yamaha bebek, plus merah warnanya. Hingga saya duduk di bangku sekolah menengah atas, motor bebek dari Yamaha menjadi sahabat setia keluarga. Di samping saya yakin, saat itu harga yang ditawarkan Yamaha pasti paling bersahabat dibandingkan yang lain (bahkan hingga saat ini). Pada waktu saya SMP, belum ada satu pun siswa yang bisa dan diijinkan mengendarai sepeda motor, semua diantar dan dijemput oleh orang yang lebih dewasa. Bapak yang selalu setia mengantar dan menjemput, saat memang saya tidak bisa berangkat sendiri dengan sepeda.


(http://mobildanmotorbekas.blogspot.co.id/)

Gambar di atas bukan "Bebek Merah Warna" nya kesayangan kami sekeluarga. Tidak ada kamera, tepatnya Bapak dan Ibu belum mempunyai kamera. Namun, kenangan tentang motor itu selamanya tak kan terlupa, terutama bagian di mana ejeken teman bahwa si Merah adalah motor tua yang sudah waktunya diganti. Ya, memang sudah ada Yamaha keluaran terbaru, yang belum bisa dibeli oleh Bapak.

Kerinduan itupun menyeruak.
Meski ada teman yang sedikit mengejek kenapa Bapak tidak juga berganti sepeda motor, toh, tidak mengurangi kecintaan kami terhadap motor Yamaha bebek kesayangan. Bahkan, motor ini yang saya pakai untuk belajar mengendarai kendaraan roda dua. Hingga akhirnya saya takut belajar lagi, karena saya tabrakkan motor kesayangan Bapak ke pohon kersen.

Saat memasuki usia putih abu-abu, saya ingin sekali Bapak membelikan Yamaha Alfa, namun apalah daya, Bapak belum bisa memenuhi keinginan saya. Saat menuliskan ini, kembali saya berjalan-jalan di google untuk mencari gambar Yamaha Alfa.



(http://sepeda-motor.info)

Dulu saya sering memandangi dari jauh, beberapa teman yang kadang membawa motor ini ke sekolah. Tahun pun berganti, lulus sekolah, memasuki dunia kuliah, hingga bekerja, saya belum juga mempunyai motor Yamaha baru.

Hingga akhirnya, Januari 2010, saya mendapatkan hadiah ulang tahun dari suami.
Coba tebak apa?
Yamaha Jupiter Z
Yihaaaaaaa


(http://halomalang.com)

Kembali saya tidak pernah mengabadikan berfoto dengan motor kesayangan. Gambar di atas pun bukan motor saya yang dulu (kembali mengandalkan google dalam mencari gambar).
Saya pun berpisah dengan si Coklat pada akhir tahun 2011. Saya dan suami sepakat menjual Jupiter Z milik kami, karena uang hasil penjualan untuk menambah membeli rumah. Oh, Jupiter, betapa besar pengorbananmu.

Apakah kemudian saya berhasil memiliki lagi motor Yamaha baru, tunggu di akhir episode tulisan ini ya.

Nah, sekarang saya informasikan hal yang lebih penting dari kisah-kisah saya dan keluarga bersama Yamaha.

Yamaha Indonesia selalu menciptakan dan melahirkan inovasi. Salah satunya dengan dibentuknya sebuah divisi baru, yakni Yamaha Riding Academy atau lebih dikenal dengan YRA

Nah, homebase Yamaha Riding Academy Jogja berada di sayap barat stadion Maguwoharjo.






Bagi saya ini menjadi bagian dari Corporate Social Responsibility Yamaha terhadap masyarakat Indonesia, dengan memberikan edukasi yang baik tentang berkendara yang aman. Secara rutin YRA memberikan pelatihan, bahkan jika ada instansi baik negeri maupun swasta atau komunitas tertentu juga bisa mengajukan proposal untuk diberi pelatihan.

Minggu, 27 November 2016 di stadion Maguwoharjo, kami para blogger dan vlogger mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan ilmu mengenai safety riding. Selain materi berbentuk teori di kelas yang diberikan, kami juga langsung praktek dengan dipandu dan didampingi oleh para instruktur berpengalaman.

Informasi pertama kali yang diberikan mengenai 3 faktor penyebab kecelakaan :

1. Manusia (human error)
a. Kedisiplinan dan etika berkendara
b. Kondisi fisik dan emosi pengendara
c. Ketrampilan / skill pengendara

2. Kendaraan
a. Kurangnya mengenal karakter kendaraan
b. Fungsi kelengkapan keamanan kendaraan
c. Perawatan yang salah

3. Kondisi lingkungan/jalan
a. Tidak mengenal karakter/kondisi jalan (jalan yang ramai, rusak)
b. Cuaca yang buruk
c. Pengguna jalan lainnya

Pengendara butuh skill riding, kecepatan yang aman, sangat bergantung pada skill berkendara. Meskipun 100km/jam asalkan kita mampu mengontrol motor dengan baik, bukan motor yang mengontrol kita. Pun, termasuk berbelok, kita berbelok ke kiri atau ke kanan membutuhkan teknik penguasaan yang sama.


Kemudian, dilanjutkan dengan ilmu mengenai tindakan preventif atau pencegahan dalam safety riding, yaitu :


(1) SAFETY MIND
Membangun kesadaran akan safety mind.

Contohnya :
  • Memakai safety gear (helm, jaket, proyektor)
  • Mengecek kondisi motor (bahan bakar, oli, ban, rem)
  • Perilaku berkendara yang baik
  • Mematuhi peraturan lalu lintas (tidak melawan arah, menerobos traffic light)
 
(2) RIDING SKILL
Teknik berkendara yang benar :

  • Teknik pengereman
  • Teknik keseimbangan
  • Teknik berbelok
  • Cepat memahami karakter motor

Contoh ya :
Maju, mau belok kanan, kurangi kecepatan dengan mengurangi rem depan, sesaat sebelum belok kanan kita lepas rem nya. Saat berbelok tak boleh mengerem. Karena saat belok/miring posisi traksi ban berkurang (ban tak mampu mencengkram aspal).


Berikutnya tentang beberapa informasi mengenai rem :

1. Rem depan
Untuk kecepatan sedang
2. Rem belakang
Digunakan saat kecepatan rendah, fungsinya untuk menstabilkan motor
3. Rem depan belakang, 
Untuk kecepatan tinggi, fungsinya agar imbang dan stabil


Saat tidak melakukan pengereman jari kita tidak standby di rem. Agar ibu jari mampu berkordinasi dengan baik dengan jari yang lain. Tangan dan bahu rileks, pandangan lurus ke depan, karena otak kita butuh inputan yang luas, sehingga membantu keseimbangan kita. Saat ngerem condongkan badan ke belakang agar ban belakang ada beban.


Setelah mendapatkan banyak teori dan ilmu, selanjutnya kami semua keluar ruangan untuk praktek langsung. Saya cermati betul pengarahan, kemudian melihat langsung action dari teman-teman. Sebagian bisa melakukan dengan baik, sebagian masih sedikit ada kegagalan (termasuk saya nih). Ada tiga spot yang disiapkan untuk berlatih tiga teknik, yaitu chidori, slalom, dan breaking.

Blogger kumpul tanpa foto bareng itu kurang afdhol. Hasil wefie kami.

(Foto koleksi Manda)
 
Seperti janji saya pada pertengahan tulisan ini, apakah akhirnya saya kembali bisa memiliki motor Yamaha baru?
Yups, alhamdulillah.
Jelang pertengahan November 2016 kemarin, akhirnya saya sudah ditemani oleh si putih Mio Z. Tidak ada hal yang kebetulan ya. Semua diatur oleh-Nya sedemikian rupa. Saya pun tak menyangka, motor dambaan yang sudah indent sebelumnya, ternyata datang di bulan yang sama saat saya ikut pelatihan safety riding.
 
Foto ini saya ambil Senin pagi, 5 Desember 2016, sesaat sebelum berangkat ke kantor, pas di depan rumah, gerimis pula, dan tidak ada yang bisa saya mintai tolong untuk motret saya berdua bersama si "Putih"





Okey, terimakasih Yamaha atas ilmunya.
Semoga akan lebih banyak hadir agen-agen perubahan dalam berkendara, sehingga mampu menekan angka kecelakaan di Indonesia. Kesadaran diri yang kita tularkan kepada orang-orang terdekat kita, keluarga kita, sahabat kita, hingga kemudian mampu menyentuh hati lebih banyak orang untuk berkendara dengan baik.


 Jadikan safety mind sebagai karakter kita
 
#safetymind
#safetyriding
#SREBloggerVlogger


IG dan Twitter: @yrajogja
FB: YRA Jogja

5 comments:

  1. Mantappp...yamaha jadi bagian setia hidup Mak Nurul..suamiku jg dari vega ke mio..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalah, ternyata ayah ais juga bermio ceria

      (Setelah berhari-hari ga bisa buka blog sendiri, senengnya bisa dibuka lagi)

      Delete
  2. Waah..seru bgt ya acara minggu kemaren. Tapi sempat grogi juga pas praktek chidori hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mak Ari lancar kok prakteknya.
      Kurus lagi sekarang, tifa ASI nya kuat
      (jaka sembung makan rebung dan bakwan, ga nyambung, mak) soko motor ke kurus 😀😀😀😀

      Delete
  3. Jadi ingt pertama kalo belajar naik motor pake alfa punha temen.

    ReplyDelete