Tuesday, February 01, 2022

UMMI, YAZDAN TINGGAL DI PESANTREN YA

Hari ini Selasa, 1 Februari 2022, dan begitu lepas maghrib memasuki 1 Rajab 1443 H.

Kami berdua, saya dan suami menepati janji ke Yazdan, anak semata wayang untuk mengantarkan ke pondok pesantren. Yazdan akan tinggal kembali di pesantren. Sejak Yazdan mengutarakan keinginan tinggal di pesantren saya sudah mulai mempersiapkan hati ini, hingga berbulan-bulan kemudian baru diputuskan dan disepakati. Namun ternyata sepekan sebelum saatnya tiba untuk ditinggal anak mondok di pesantren, kegalauan sudah muncul.

Sebelumnya, Sabtu, 22 Januari 2022 kami bertiga sudah "sowan" ke Kiai Nawawi. Pada pertemuan itu kami memasrahkan dan menitipkan anak untuk dididik. Sebenarnya keesokan harinya Yazdan sudah bisa tinggal di pesantren, tapi kami sepakat 1 Februari saja.

Akhirnya 1 Februari 2022 pun datang. Sejak pagi segala sesuatu yang mau dibawa sudah disiapkan. Pesantren ini masih berada di Jogja, tepatnya di Klitren, dan menjadi bagian dari sekolah Yazdan, hanya berbeda lokasi. Sehingga kami mempersiapkannya dadakan, dan memang ada banyak barang yang belum dibawa karena lupa. Manajemen pesantren juga sangat fleksibel. Jatah libur untuk pulang ke rumah sebulan dua kali pada pekan kedua dan keempat, serta kapan pun bisa mengajukan izin jika ada keperluan keluarga. Hal ini sungguh sangat saya syukuri.

Biasanya anak yang "Mbok-mbok-en", tapi ini saya yang "Anak-anak-en"

Yaps, permasalahan klasik setiap anak mondok di pesantren.

Banyak ibu di luar sana yang dengan bijaksana dan kuat mampu melepas anak menuntut ilmu di pesantren dengan lebih mudah, tapi agaknya hal ini belum berlaku untuk saya. Sejak sebelum berangkat saya sudah diam-diam menangis, dan begitu saya dan suami pulang kembali ke rumah, entah sudah berapa kali air mata tumpah.

Berkali-kali saya katakan dalam hati Ummi 'rida', Ummi 'rida', Dek, sembari bercucuran air mata. Sejak Maret 2020 pandemi menyapa, anak sudah menjalani sekolah secara daring, dan sejak itu waktu banyak dihabiskan di rumah. Satu setengah tahun masa SMP dihabiskan di rumah, dan enam bulan masa SMA juga di rumah saja. Saya tahu anak sudah sangat bosan dan pasti banyak hal yang ingin dilakukan di luar sana. Pasti anak ingin bersosialisasi dan bergaul dengan teman sebaya. Saya memang tidak boleh egois.

Yazdan, semata wayang kami, yang sebagai Abi dan Ummi kami memanggilnya "Adek." 

"Ummi akan berusaha ikhlas".

"Ummi rida, Le".

"Ummi kuat dan akan lebih mandiri, Dek." 

Yups, Yazdan itu ibarat tangan kanan dan asisten pribadi buat saya.

Setiap sore sebelum saya sampai rumah, Yazdan akan membuka garasi dulu. Kadang dia kirim pesan "Ummi udah mau pulang belum?", dan ini juga kode kalau dia ingin dibelikan cemilan. Biasanya saya mampir swalayan membelikan cemilan kesukaannya. Jika jadwal menyapu dan mengepel rumah, Yazdan yang selalu pertama membantu, menyiapkan pel, bantu nyapu dan ngepel hingga rumah bersih kinclong. Sore hari sesekali saya minta dia untuk mengulang lagi ngepel kamar saya sebelum saya sampai rumah. Meskipun akhir-akhir ini saya sudah melarangnya, dan saya yang ngepel kamar sendiri. Frekuensi nyapu dan ngepel rumah juga sudah tidak sesering dulu sebelum PTM full, karena saya minta Mbak Anti, ART kami untuk ke rumah dua atau tiga kali dalam sepekan.

Saat PTM dapat jadwal pagi, dan siang sudah sampai rumah, Yazdan akan mencuci sendiri semua bajunya, bahkan baju kotor punya saya dan suami, padahal saya sudah melarangnya. Gamis dan jilbab kotor akan direndam terpisah tidak dicampur dengan yang lain, Mamak mana yang tidak melting. Urusan angkat jemuran dan lipat baju pun juga sering dia lakukan, tapi tidak selalu ya, karena lebih sering kami lipat baju bertiga.

Urusan dapur juga sudah cukup lihai, apalagi korah-korah alias isah-isah alias cuci perkakas di dapur. Yazdan langsung akan mencuci tupperware yang saya bawa ke kantor, dapur selalu bersih dari piring dan gelas kotor. Kadang-kadang memang kami bertiga ribut bahkan sampai hompipah untuk menentukan siapa yang akan mencuci piring kotor serta beberes dapur. Tapi jika kondisi saya sedang drop, tanpa disuruh pun dengan penuh kesadaran Yazdan yang akan "action" di dapur. Keahliannya baru sebatas bikin mie, goreng telur atau lauk lainnya, ngangetin makanan yang masih tersisa, mindah nasi dari magic com ke dandang untuk dikukus. Kalau rebus telur kadang masih failed, tapi indomie jumbo buatan Yazdan, beeeeeuh, mantap surantap.

Tugas Yazdan yang lain adalah bertemu kurir dan driver makanan online di depan pagar. Saat kami mau pamitan anak ini sempat berkomentar "Besok Ummi kalau pesan makanan online harus ambil sendiri lho." (saya pun tersenyum kecut sembari saya jawab "Beli makanan online kalau pas Abi di rumah, Dek.")

Pagi hari jika belum ada yang manasi motor, Yazdan yang akan manasi motor, menata sepatu dan sandal yang akan dipakai ke luar rumah. Perhatian-perhatian seperti ini, alhamdulillah, dia duplikasi dari suami. Sering jika saya pergi dan pulang siang pas panas-panasnya, saya minta disiapkan minuman dingin, karena dispenser di rumah bagian air dingin sudah rusak. 

Di atas itu semua, perhatian yang paling nyes adalah saat saya kurang sehat. Jika saya misscall dari kamar, Yazdan langsung akan lari dan menuju kamar saya, Sering dia membuatkan air madu, ada dua macam, madu pahit dan madu randu, dipisah dalam cangkir yang berbeda. Takaran air hangat dan rasa madu yang sangat pas. Yazdan juga sigap memapah saya ke kamar mandi, dan menunggu di depan kamar mandi, lalu mengantar saya kembali ke kamar. Mengambilkan keperluan saya yang kebetulan ada di luar kamar, seperti obat, air putih, atau barang lainnya. 

Mengingat itu semua, rasanya dalam hati sungguh...nyesek...teramat sedih.

Saya tahu, saya harus menghentikan semua "nyesek" ini, stop nangisnya, stop bapernya, dan berusaha enjoy menjalani hari-hari berdua dengan suami, yang pastinya jika suami pulang terlambat atau akhir pekan ada acara, maka saya di rumah sendirian (cry), Ya Rabb mewek lagi nih.

Kisah Yazdan di pesantren saya lanjutkan di hari lain lagi. Malam ini biarlah saya nikmati dulu air mata yang masih sering keluar. Doa Ummi tidak akan pernah berhenti hingga nafas ini sudah berhenti.


Mohon maaf jika ada beberapa kata yang tidak sesuai dengan KBBI atau pun EYD V.

Mohon dimaklumi juga jika ada kalimat yang membingungkan.

Inilah curhatan bagian pertama dari seorang Ibu yang melepas anaknya menuntut ilmu di pesantren.

Sunday, August 01, 2021

1 Agustus 2021 - TERIMA KASIH KEMAUAN

Setelah sekian puluh purnama, akhirnya ada juga niat dan kemauan untuk menulis di sini, blog yang tak diurus, blog yang diabaikan, blog yang hanya dibayar domainnya setiap tahun tapi tidak pernah digunakan.

Bismillah, semoga niat dan kemauan ini tetap konsisten.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Hari pertama di bulan Agustus ini saya ingin menyampaikan beberapa hal yang terjadi di hari ini.

Pertama
Pagi hari sudah dimulai dengan mood kurang baik. Seharusnya hari ini tidak usah masak, sehingga bisa segera fokus di depan laptop sejak pagi. Tanggungan artikel dakwah yang harus segera dikirim dan sudah melewati deadline harus segera diselesaikan. Alhamdulillah selesai, awalnya target 2000 kata (eh kata atau karakter ya), akhirnya mentok di 1400an. 
Oh iya, masak apa saja hari ini. Stok di kulkas tidak lengkap, adanya wortel, gambas, jipang (labu siam kalau tidak salah), dan kecambah. Masak oseng awalnya, tapi kebanyakan kuah, jadinya seperti sambal goreng jipang. Lauknya semua serba gorengan, chicken katsu, tahu goreng, sosis goreng, plus cireng. 

Kedua
Lanjut dengan pekerjaan paling tidak saya sukai, setrika, tapi karena hasil laundrian tidak sesuai dengan selera, dan pekan ini banyak Work from Office, mau tidak mau harus menyiapkan beberapa gamis untuk dipakai. Tak ketinggalan masker-masker juga disetrika.

Ketiga
Selepas zuhur buka laptop, disela-sela nulis artikel dakwah, teman kantor ngajak barengan beli ring light. Akhirnya beli dua, sudah lama juga saya pengen, tinggal menunggu barang datang, pengen sekali bikin video di malam hari. Jelang magrib artikel dakwah selesai, kirim email, malamnya lanjut ke pekerjaan kantor, supaya besok tidak terlampau untek-untekan kerjaannya. 

Keempat
Laptop yang kami beli sudah datang, Lenovo Ideapad 3, kami membelikan untuk Yazdan semata wayang. Sebelumnya dia menggunakan netbook yang dibeli 2011 silam, dan sekarang dia bisa lebih lega melihat layar yang lebih lebar. Alhamdulillah.

Meskipun hari ini ada hal yang kurang menyenangkan, tapi masih banyak sekali hal yang harus dan wajib disyukuri.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Besok hari kedua di bulan Agustus, saya pengen bercerita tentang Yazdan, anak semata wayang kami.



1 Agustus 2021


Thursday, November 29, 2018

PAXEL, Terobosan Baru Dunia Ekspedisi

Satu dasawarsa terakhir ini dunia online sudah menjadi sahabat untuk semua kalangan. Dengan kehadiran online shopers, e-commerce, dan berbagai start up baru yang semakin melengkapi kancah internet marketing. Saya pribadi sebagai penjual sekaligus juga pembeli menjadi bersahabat dengan jasa "ekspedisi". Yes, karena paket barang yang kita pesan atau kita jual siapa yang akan mengantarkan ke konsumen kalau bukan perusahaan penyedia jasa pengiriman atau ekspedisi. 
 
Transaksi jual beli dimulai, transfer dilakukan, lalu kita pun akan menunggu kiriman datang sampai ke lokasi tujuan. Pun sebaliknya, di sisi penjual begitu konsumen telah melakukan pembayaran, maka kirim paket harus segera dilakukan sebagai bagian dari fast response dan service excellent.

"Paxel" hadir memberikan warna dan nuansa baru di dunia pengiriman paket, dan siap menjadi pemain baru di dunia "logistik". Paxel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik berbasis aplikasi, dan menu utamanya adalah layanan "same day delivery". Paxel tidak ingin menggantikan perusahaan logistik lain, tapi Paxel mencoba menawarkan solusi yang berbeda. 
Yes, Same Day Service is The Value Proposition from Paxel.
 
Karena hal kekinian di dunia ekspedisi saat ini adalah layanan di hari yang sama, same day service, karena itulah Paxel hadir di Indonesia untuk #AntarkanKebaikan.




Sabtu, 24 November 2018, Paxel mengundang para blogger Jogja untuk hadir di Ling-Lung Kafe and Eatery dalam rangka launching Paxel di Kota Gudeg. Sekitar 40 orang lebih hadir di lantai 3 kafe tersebut. Kami duduk dengan posisi menghadap ke depan seperti di ruang kelas. Sebelah kiri diatur sofa empuk, sedang sebelah kanan kursi kayu jaman dulu yang mampu menghadirkan suasana Jogja tempoe doeloe.

Diawali dengan opening speech dari Mr. Bryant Christanto (Co Founder Paxel).
Dilanjutkan dengan perjalanan panjang penuh kisah religius sekaligus tausiyah dari Bapak Djohari Zein (Founder GBMI - Global Basket Mulia Investama / Holding Paxel).
Sesi berikutnya muncul wanita cantik dengan perjuangan dan aktivitas mulia, Valencia Mieke Randa, creator Rumah Harapan Indonesia.
Tak ketinggalan penjelasan teknis dan rincian kegiatan sehari-hari di Paxel disampaikan oleh Alexander Zulkarnain - Brand Happiness Hero dan Intan Saraswati - Chief Happiness Hero.
 
 
 
 
 




Super lengkap dari A sampai dengan Z, dipaparkan semua informasi tentang Paxel.
Hashtag sekaligus core Paxel adalah #AntarkanKebaikan, sedangkan tagline yang dihadirkan Make The First Move. Dengan tagar #AntarkanKebaikan, diharapkan Paxel mampu menebar kebaikan, Pak Djohari juga berharap, kami semua ikut mendoakan, agar kebaikan demi kebaikan mampu dihadirkan oleh Paxel.
 
Pax itu manusia, xel itu akselerasi, harmonizing between Pax and Xel, lahirlah Paxel.
 
Pesan Pak Djohari untuk para pebisnis, menurut saya terutama bagi para pemula, niatkan bisnis demi memberikan kebaikan kepada sesama. 

Kehadiran Paxel menjadi terobosan baru dunia ekspedisi, dan salah satu kelebihan yang dijanjikan Paxel yaitu Money Back Guarantee. Artinya, jika paket yang kita kirimkan terlambat maka uang kita akan kembali. 

Lalu siapakah yang mengantarkan paket kita, jajaran kurir di Paxel dipanggil dengan sebutan "Happiness Hero". Keren ya namanya, Happiness itu kebahagian, sedangkan
Hero adalah pahlawan, jadi pahlawan yang mengantarkan kebahagiaan, kece badai kan.

Siapa yang penasaran dengan Paxel?
Come on, come on gaaeeeesss, klik link di atas dan masukkan referal code nurulalamin81
 
Pertama kali saya mencoba sangat mudah, tinggal klik-klik saja, jika order telah masuk, kita akan dihubungi oleh pihak Paxel untuk konfirmasi. Karena keunggulannya "Same Day Service", jelas sangat membantu kita jika ingin mengirimkan paket dengan segera, terutama UMKM yang bergerak di bidang kuliner, seperti bakul sambal kayak saya, atau para owner usaha frozen food



Paket buat saya nih







Cekrek dulu sebelum paket dibuka

Taraaaa, ini isinya, souvenir dari Paxel
 


Paxel adalah model logistik yang menjadi solusi bagi logistik di Indonesia.
 

Monday, September 10, 2018

BULLET JOURNAL PERSEMBAHAN STANDARD PEN

Tunjukkan eksistensi dirimu dengan BULLET JOURNAL


Ikutan workshop "Bullet Journal", apaan ini ya 🙎 saya sempat membayangkan kami akan diajari bikin jurnal harian, dan ternyata apa yang saya bayangkan sama dengan penjelasan yang disampaikan oleh pakar Bullet Journal. Begitu daftar teman-teman yang akan ikut semakin bertambah, yang awalnya saya sempat bingung, akhirnya memantapkan hati untuk ikut, ditambah saya juga udah kangen berat dengan emak-emak blogger cantik Jogja.


Akhirnya hari Sabtu, 8 September 2018 jam 09.00 WIB saya berangkat dari rumah. Sebetulnya pagi itu badan saya enggak karu-karuan, sehingga efeknya saya kebablasan hingga Gedung Pasific, mendadak saya bingung JCM sebelah mana, padahal dari pojokan ringroad itu hanya beberapa meter saja. Alhasil saya pun puter balik ke utara, dan sampai JCM pun juga bingung, karena saya baru 3 kali datang ke mall besar yang ada di jalan Magelang ini.


Bersyukur, badan saya perlahan membaik, seiring melihat wajah teman-teman yang saya rindukan. Sebelum acara dimulai, saya pun sempat jeprat jepret dulu.







Sabtu dan Minggu, 8-9 September 2018 gelaran acara yang diselenggarakan oleh StandardPen ini bisa untuk semua kalangan, baik anak-anak, kawula muda, hingga emak-emak blogger. Bertajuk Kreatif Pasti Sukses, StandardPen berkomitmen mendampingi gerak langkah kita untuk menjadi pribadi lebih baik, senantiasa berpikir positif dan update dengan semua perkembangan, nah, asiiiiik kan.


Bullet Journal semakin populer di tahun 2017, sang creator seorang Product Designer dari Amerika bernama Ryder Carroll yang waktu kecil terkendala dalam belajar. Dengan perkembangan kreativitas, Bullet Journal bisa dikreasikan dengan berbagai jenis dan karakter kebutuhan. Baik sifat waktunya, misal harian, bulanan, hingga dalam interval satu tahun, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Misal untuk to do list rutin hatian, kebiasaan baru yang ingin kita konsistenkan dalam keseharian sampai metrik pencapaian.  Semua sangat fleksibel jika diterapkan dengan kehidupan kita sehari-hari.


Selama ini saya hanya menuliskan di buku agenda yang kemana pun saya pergi selalu masuk ke dalam tas. Karena sekarang sudah mengenal Bullet Journal, maka semua bisa dituangkan dengan lebih kreatif dan menarik. Duo pembicara yang menerangkan tentang Bullet Journal ini masih sangat muda, Artika Dewanti (kami sempat ngobrol dan saling follow di IG), satunya lagi Nath Afnita (ini saya dapat dari blog nya Mbak Lusi, saya lupa mencatat namanya). Kedua gadis cantik ini dengan telaten muter dari satu meja ke meja yang lain, mencermati hasil karya terutama dari kami, para emak-emak yang memang hobi corat-coret.






Jangan pernah berhenti untuk berkreativitas ya guys. Maju terus setiap hari dengan semangat baru, dan tuangkan ide-ide brillian ke dalam Bullet Journal, pastinya dengan dukungan peralatan dari StandardPen 






Monday, March 19, 2018

Mitos atau Fakta, Suami Penyayang Pasti Mau Mencuci

((SALAHKAH JIKA SUAMI NYUCI?))





"Bu Amin, kok yang nyuci tadi Pak Amin"




Pertanyaan ini bukan kali pertama saya dengar sejak kami, saya dan suami hidup bersama kurun waktu 13 tahun ini. Dan biasanya yang bertanya kalangan ibu-ibu yang ibu-ibuuuuu banget, maksudnya ibu-ibu usia 50 tahun ke atas.




.

Bagi saya...

Tidak ada yang salah

Si ibu yang bertanya tidak salah

Saya pun juga tidak salah

Yang salah adalah suami saya (lhoh eh, bukan-bukan, becanda) .

Coba tebak jawaban apa yang saya berikan ke si ibu tadi

"Memang kenapa, Bu" (hiiisssh ini sih jawaban nyinyir, Rul, hahahahaha)

"Kami nyuci bersama, bu, tapi giliran jemur, hanya suami yang keluar rumah, saya masih dasteran (daster e suwek maneh)"

.

"Nyuci bersama"

Yups, karena mesin cuci bagian penggilingannya rusak, dan tidak ada niat untuk memperbaiki, jadi selama ini nyucinya pakai tangan, baru dikeringkan ke mesin.

Terkadang pas cucian ada 2-3 ember, kami memang ngucek dan bilas bersama. Tapi seringnya suami sendiri, karena tugas saya di dapur masak dan isah-isah, lalu membuat dapur kembali kinclong. Meski di dapur tak ada aktivitas, sering suami melarang saya bantuin nyuci.

Setiap saya tanya kenapa saya dilarang nyuci jawabannya "Nanti ndak capek, di kamar saja sana baca buku apa maen HP"

(Hareee geneeee model suami kayak gini udah banyak kan ya, bu ibu, mbak embak?)

.

"Wah, Mbak Nurul enak ya, pekerjaan rumah banyak dibantuin"

Sebelum menikah dulu, dalam benak saya, segala tetek bengek pekerjaan domestik adalah urusan istri. Jika kemudian Allah anugerahkan pasangan hidup yang ringan tangan dan luwes saja buat nyuci, dll nya, maka syukur dan syukur kepada Allah.

.

Yah, beberapa tahun terakhir, sejak RS menjadi langganan saya buat opname maupun rawat jalan, capek dikit vertigo, mikir dikit GERD kambuh, kena asap rokok dikit asthma kumat, suami memang lebih protektif ke saya, "ngeman nya to the max gitulah"

(Oiya, 3 tahun berturut-turut jika diaudit, soal presensi kehadiran, saya ranking paling atas, kebanyakan ijin tidak masuk kantor >> malah curcol)

.

Nah, kemudian kembali ke soal jika suami berkutat di belakang (urusan domestik)

Jadi, semua ini lebih pada perbedaan paradigma dalam masyarakat kita, baik tinggal di kompleks perumahan maupun di desa yang jarak rumahnya masih dipisahkan pekarangan dan kebun.

.

Golongan kasepuhan, memegang prinsip, haram hukumnya laki-laki itu melakukan pekerjaan rumah, ya nyapu, ngepel, nyuci, masak.

Sedangkan golongan kekinian berpikirnya sudah sebaliknya, bukan hal yang tabu laki-laki melakukan pekerjaan rumah tangga.

Apalagi di rumah tanpa ART dan ada 2-3 balita, tak sanggup lah saya membayangkan jika suami hanya ongkang-ongkang kaki, ngerokok sambil ngopi, terus pegang HP atau baca koran, sesekali ngajak maen anak, sedangkan istri ciat-ciiiaaaat, hakdeees hakdeeezzz di belakang.

.

Saya, sebagai ibu juga sudah ngajari anak untuk nyuci, isah-isah, nyapu, ngepel, masak mie, goreng telur/tempe/tahu/nugget.

Bahkan kadang saya minta Yazdan untuk mencuci bajunya sendiri. (Meskipun saya ulang lagi sih).

Jadi anak ini sudah lihai pekerjaan kaum hawa, saya ingin, Yazdan juga berprinsip sebagaimana laki-laki kekinian, SAY YES TO NYUCI, ISAH-ISAH, etc. (Hahahahahaha)

Lagian jika Allah ijabah besok Yazdan kembali mondok di pesantren kan sudah terbiasa.

.

Jadi, bu ibu, mbak embak

Yang suaminya mau berkecimpung dengan pekerjaan domestik, banyak-banyak bersyukur kepada Allah, harus makin sayang sama suami, ngomel dan ngedumelnya dikurangi (ngomong sama yang buat status), kan sekarang lagi musim ..... tetot (sensor).

.

Lalu bagaimana jika suami ga mau bantuin pekerjaan di rumah?

(1) Ya, harus tetap bersyukur

(2) Lobi suami minta ART

(3) Jika suami kurang berkenan ada ART, maka kerjakan pekerjaan semampunya

(4) Rayu terus suami, agar mau membantu

Jangan lupa doakan, karena hati suami kan dalam genggaman Allah.

(5) Cari duit sendiri (biar bisa bayar ART), yang masih happening sampai hari ini, jelas jualan online, asal pinter-pinter aja soal managemen waktu

.

Buat para gadis

Pas ta'aruf ajukan pertanyaan, apa calon suami bersedia turun ke dapur.

Dijamin jika laki-laki kekinian maka pasti jawabannya mau. Tapi jika laki-laki itu berpikirnya dengan pola jadul, ya, perlu dipertimbangkan lagi.

.

Bu ibu, mbak embak

Jika para suami memang kurang berkenan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, ikhlaskan saja, karena amalan yang dicatat oleh malaikat mutlak menjadi milik kita.

.

Buat bapak-bapak, mas-mas

Jika tidak berkenan membantu gak papa, asal ada anggaran buat bayar ART. Uang untuk istri ngaliiiiirrrr terus, istri juga sering diajak pigenik, dibeliin gamis, khimar, sepatu, lipenstik, dan juga SAMBAL TUNA, bisa dibeli di Dapur Samtun Like fanpage nya dulu ya (nyebai tenan ki seng gawe status)

.

Dan uswatun hasanah yang paling sempurna adalah bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan contoh dalam keseharian. Banyak buku yang mengisahkan kehidupan beliau sehari-hari, yang bisa kita jadikan suri tauladan.

.

Terakhir, ya bu ibu mbak embak

Mari saling mendoakan

Semoga pasangan hidup kita kelak juga bersama kita di surganya Allah.

Semoga Allah bimbing kita untuk semakin menyempurnakan iman kita, sehingga ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wata'ala semakin bertambah.

Aamiin Aamiin Ya Rabbal 'aalamiin